STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) MENGENAI BATIK

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) MENGENAI BATIK

1. SNI 08-0239-1989, Istilah batik (Terminology of batik)
2. SNI 08-0240-1989, Definisi isen batik (Definition of batik motif)
3. SNI 08-0246-1989, Definisi procede batik (Definition of batik procede)
4. SNI 08-0247-1989, Definisi dan penggolongan pola batik (Definition and classification of batik pattern).

PROSES PEMBUATAN BATIK PRINTING

PROSES PEMBUATAN BATIK PRINTING
1. Pewarnaan
1. Obat yang sudah dituang siap untuk dipakai
2. Mori/bakal yang akan diwarnai ditata dengan rpi dan jangan sampai melipat atau bertumpukan
3. Letakan obat siap pakai ke dalam bak/jeger
4. Tuang secukupnya untuk ukuran seberapa banyak mori/bakal yang akan diwarnai
5. Lakukan pewarnaan dengan hati-hati agar warna rata tidak blenteng



Untuk pendaftaran Account Demo klik link dibawah ini :
           --------->>> Demo Account <<<---------- b="">

Untuk pendaftaran Account Live klik link dibawah ini :
           --------->>> Live Account<<<---------- b="">
6. Mori/bakal satu-persatu dicelupkan atau diputar dalan jeger

CARA MEMBUAT BATIK TULIS

CARA MEMBUAT BATIK TULIS

Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :
1. Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun). Kain ini bervariasi berdasarkan mutu dan kualitasnya. Selain digunakan sebagai bahan batik, kain mori juga digunakan sebagai kain kafan (pembungkus tubuh orang sudah meninggal yang beragama Islam).

JENIS BATIK MENURUT TEKNIK PEMBUATANNYA

JENIS BATIK MENURUT TEKNIK PEMBUATANNYA

1. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
2. Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
3. Batik saring,
4. Batik celup,
5. Batik terap.




Untuk pendaftaran Account Demo klik link dibawah ini :
           --------->>> Demo Account <<<---------- b="">

Untuk pendaftaran Account Live klik link dibawah ini :
           --------->>> Live Account<<<---------- b="">

CORAK DAN MOTIF BATIK

CORAK DAN MOTIF BATIK

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

SEJARAH PEMBATIKAN DI INDONESIA (NUSANTARA)

SEJARAH PEMBATIKAN DI INDONESIA (NUSANTARA)

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.



Untuk pendaftaran Account Demo klik link dibawah ini :
           --------->>> Demo Account <<<---------- b="">

Untuk pendaftaran Account Live klik link dibawah ini :
           --------->>> Live Account<<<---------- b="">
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.

SEJARAH PEMBATIKAN DI DUNIA

SEJARAH PEMBATIKAN DI DUNIA

Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.

BATIK DALAM KEHIDUPAN BANGSA-BANGSA

BATIK DALAM KEHIDUPAN BANGSA-BANGSA
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

ISTILAH BATIK

ISTILAH BATIK
Batik secara etimologis merupakan istilah asli tradisional Jawa dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik". Dari istilah ini Batik mengacu pada dua pengertian ; yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.